Disamping orang-orang yang mengalami masalah berat, kebanyakan ahli bedah justru memiliki hasrat ingin bunuh diri lebih besar. Mengapa seperti itu? Bertanggung jawab atas nyawa pasien sering membuat ahli bedah depresi dan berhasrat untuk bunuh diri. Dibandingkan dengan profesi lain, hasrat bunuh diri di kalangan ahli bedah termasuk yang tertinggi.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Surgery mengungkap fakta bahwa dari 7905 ahli bedah di Amerika Serikat, 6,3% dari mereka bersedia untuk bunuh diri dalam satu tahun terakhir.
Keinginan untuk mengakhiri hidup ini banyak dialami dokter bedah senior dibandingkan dokter muda. Berdasarkan temuan ini, keinginan untuk bunuh diri 3 kali lebih besar oleh dokter bedah yang berusia 45 tahun ke atas.
Alasan utama mengapa ahli bedah ingin bunuh diri karena depresi atau stres, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi dan profesional. Sekitar 16,2% di antaranya mengaku ingin bunuh diri karena tidak pernah melakukan kesalahan ketika dioperasikan dalam 3 bulan terakhir.
Namun, tidak semua ahli bedah disurvei mengkomunikasikan masalah-masalahnya ke psikiater atau konsultan kejiwaan. Hanya 26% ahli bedah yang pergi ke psikiater selama stres, sedangkan 60,1% sisa lainnya takut lisensi dicabut jika tertangkap memiliki masalah mental.
Boleh-boleh saja menjadi ahli bedah tetapi, kalian juga harus memiliki mental yang kuat untuk mengatasi segala masalah dalam kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar